Tak Disangka Ternyata Tindakan Soeharto Pada Ibu Tien Bikin Orang Kaget

Dalam Buku berjudul 'Kuasa Wanita Jawa' yang diterbitkan pada 2004 disebutkan bahwa Tien Soeharto adalah orang yang berpengaruh dalam kehidupan Soeharto. Pengaruh Tien Soeharto terbilang sangat besar, termasuk dalam pemerintahan.

Ya, pengaruh Tien sangat besar terhadap kebijakan pemerintah (badan eksekutif) di mana 'eksekusinya' tanpa melalui prosedur formal alias tidak dengan persetujuan badan legislatif.

Contohnya saat Tien Soeharto mendampingi suaminya meninjau Candi Prambanan di Yogyakarta. Di lokasi candi, Tien 'terpeleset' dan mengucapkan kalau tempat tersebut akan lebih bagus bila dibuat taman. 

Setahun kemudian, pembangunan Taman Candi Prambanan dilakukan. Pembangunan itu berlangsung tanpa melalui rapat APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanda Daerah) di DPRD sebagai badan legislatif. 

Memang perannya secara publik tidak tampak dan diakui banyak orang. Bustanil Arifin yang pernah menjabat sebagai Menteri Kooperasi salah satunya. Dia heran ketika Soeharto tak lagi mengindahkan pendapat Tien.

"Ny. Tien Soeharto pada 1992 mengusulkan agar Pak Harto tidak mencalonkan diri lagi sebagai presiden. Karena itu adalah pekerjaan berat untuk seorang yang berusia di atas 70 tahun," kata Bustanil dalam buku tersebut di halaman 38. 

Dia juga heran, Soeharto tak biasanya mengindahkan setiap pendapat yang keluar dari benak Tien. Padahal ketika istrinya berpendapat, biasanya Soeharto akan mencerna lagi secermat mungkin, sebelum akhirnya memutuskan kebijakan.

Nah sampai pada 28 April 1996, duka menyelimuti Indonesia dan Soeharto pada khususnya. Istrinya meninggal dunia. Kepergian Tien diakuinya adalah kehilangan yang tak bernilai harganya.

Oleh karena itu banyak orang berkesimpulan bahwa masa bakti terakhir Soeharto hanya dari 1993 sampai 1998. Akan tetapi Soeharto tetap mencalonkan diri pada Pemilu 1998, untuk menjadi presiden periode 1998-2003. Namun kedudukan sebagai presiden itu hanya berumur 70 hari. (dwq)

Sumber : merdeka.com

Tweet